Tahapan menghaluskan hasil 3D printing selalu dilakukan setelah proses pencetakan selesai. Mengapa permukaan objek cetak tidak otomatis halus sehingga diperlukan tahapan post-printing tersebut? Alasannya akan diulas dalam artikel beserta cara-cara untuk menghaluskannya. Yuk, disimak!

Kenapa Hasil 3D Printing Kasar?

Berbicara tentang penyebab, ada beberapa faktor yang mengakibatkan hasil cetakan tiga dimensi tidak bisa halus, yaitu:

1. Kualitas Material

Penyebab pertama adalah kualitas material yang memang bertekstur atau berongga sehingga hasil akhir cetakan memiliki permukaan yang kurang bagus. Contohnya filamen seperti Acrylonitrile Butadiene Styrene (ABS) atau Polylactic Acid (PLA) yang banyak digunakan karena mudah didapat dan harganya murah. Namun permukaan cetakannya terlalu kasar.

Solusi untuk faktor penyebab yang satu ini adalah dengan memilih material memang memiliki tekstur permukaan halus seperti  Polyethylene Terephthalate (PET) atau memilih teknik pencetakan 3D yang memberikan hasil cetak lebih lembut seperti Multi Jet Modeling (MJM) atau Stereolithography (SLA).

Baca juga: 10 Bahan Print 3D: Kegunaan, Kelebihan & Kekurangannya

2. Parameter Percetakan

Penyebab berikutnya yaitu parameter cetak atau pengaturan yang ditetapkan sebagai standar sebelum proses pencetakan dimulai. Setiap teknik, mesin, maupun material memiliki karakteristik berbeda, sehingga parameternya pun tidak mungkin sama. Menetapkan standar temperatur, kecepatan, dan lainnya untuk semua metode akan menyebabkan permukaan kasar hingga kegagalan cetak.

Supaya hal tersebut tidak sampai terjadi, Anda harus memperhatikan kompatibilitas antara material yang dipilih terlebih dahulu dengan teknik cetaknya. Setelah itu, tinggal mengatur parameter yang sesuai untuk meminimalisir kegagalan atau kecacatan objek maupun hasil permukaan yang terlalu kasar.

3. Desain Model

Langkah menghaluskan hasil 3D printing dibutuhkan jika hasil cetakan permukaan objek kasar akibat desain model. Maksudnya adalah kadang desain yang ditetapkan rupanya tidak cocok dengan material yang dipilih. Sehingga ketika pembentukan lapisan demi lapisan, produk menjadi berongga dan permukaannya tidak halus.

Solusi untuk kondisi ini adalah dengan mempertimbangkan terlebih dahulu apakah material yang Anda inginkan sesuai untuk dibentuk sesuai desain. Contohnya untuk jenis filamen logam yang semestinya untuk desain prototipe dan suku cadang industri dipaksakan menjadi material mainan anak. Detailnya akan berantakan, tidak presisi dan permukaannya tidak bisa halus sempurna.

Baca juga: 3D Prototyping: Kenapa Diperlukan Sebelum Pencetakan?

4. Pengaturan Software 

Selanjutnya ada pengaturan software 3D atau perangkat lunak yang tidak sesuai dengan teknik dan material yang dipilih. Salah satu yang memberikan pengaruh besar adalah software CAD atau desain digital yang membuat pola bentuk, pengaturan warna, hingga proses pemadatan sampai menjadi objek yang diinginkan.

Anda perlu memastikan pengaturan perangkat lunaknya sesuai dengan bahan dan mesin printer yang digunakan. Bila perlu, lakukan pemeriksaan berulang untuk memastikan software sudah sesuai. Sebab jika tidak, maka hasil permukaan akan kasar, warna berantakan, dan pemadatan bentuk tidak sempurna.

Baca juga: 10 Jenis Format File 3D Printer, Format Ini Sering di Pakai!

5. Kalibrasi Printer

Faktor terakhir sehingga Anda perlu menghaluskan hasil 3D printing adalah kalibrasi printer 3D yang tidak sesuai. Kalibrasi adalah sistem pengaturan motor mesin cetak agar dapat menghasilkan pencetakan objek dengan sempurna. Jika kalibrasi terlalu cepat atau terlalu lambat, objeknya tidak akan terbentuk sesuai desain atau juga mengakibatkan permukaan sangat kasar.

Setiap teknik dan mesin cetak mempunyai kalibrasi yang berbeda-beda. Pastikan sumbu X, Y, dan Z sudah diatur ke standar yang tepat sebelum motor cetak mulai dijalankan. Hal ini akan mengurangi resiko objek mempunyai permukaan yang kasar. Kalibrasi yang tepat juga menjaga mesin cetak lebih awet karena tidak lambat maupun overspeed.

Cara Menghaluskan Hasil 3D Printing

Bagaimana jika proses pencetakan sudah terlanjur selesai sehingga objek memiliki permukaan yang terlalu kasar untuk digunakan serta tidak estetik? Anda tidak perlu panik, karena masih ada solusi post-printing yang bisa dicoba, antara lain:

1. Amplas

Bukan hanya kayu yang dihaluskan menggunakan metode amplas, karena hasil cetak 3D juga memerlukan tindakan tersebut. Khusus untuk objek cetak tiga dimensi, langkah mengamplas yang benar adalah:

  • Pilih amplas nomor kasar 80 atau 100.
  • Mulai mengamplas permukaan objek cetak dengan gerakan memutar.
  • Setelah seluruh permukaan teramplas, ganti dengan yang nomor halus 120 atau 150.
  • Lanjutkan mengamplas hingga permukaan objek cetak benar-benar halus sesuai keinginan.

Anda harus memastikan tekanan dalam gerakan mengamplas tidak terlalu kuat agar tidak berujung membuat permukaan memiliki bekas gesekan dan lubang-lubang kecil. Selain mengatur kekuatan tekanan, proses tersebut sebaiknya dilakukan antara 10 – 15 menit saja untuk menghindari pengikisan berlebih.

2. Sandblasting

Cara menghaluskan hasil 3D printing berikutnya adalah dengan metode sandblasting alias proses perataan menggunakan pasir. Langkah-langkahnya sebagai berikut:

  • Siapkan objek cetak yang akan diratakan permukaannya menggunakan metode sandblasting.
  • Siapkan kompresor dan atur tekanan sesuai dengan volume objek. Semakin besar maka tekanannya juga ikut meningkat.
  • Posisikan selang tepat di depan objek cetak, mulai menyemprot. Pertama dengan pasir hingga seluruh permukaan terkena, baru bersihkan dengan semprotan angin dengan tekanan yang sama.

Sebagaimana pengamplasan, proses sandblasting juga tidak boleh terlalu lama, serta tekanannya tidak boleh terlalu kuat. Tujuannya untuk menghindari abrasi yang justru akan membuat lapisan permukaan hasil cetakan terlalu tipis dan rapuh.

3. Chemical Bath

Metode mandi senyawa kimia alias chemical bath juga bisa menjadi opsi dalam menghaluskan permukaan objek cetak 3D. 

  • Bahan-bahan kimia yang digunakan adalah alkali, natrium hidroksida, dan diklorometana. Letakkan kombinasi ketiga senyawa tersebut pada wadah yang tidak memiliki sifat kontaminasi dan reaksi.
  • Rendam objek cetak ke dalam larutan kimia tersebut selama 10 – 20 menit.
  • Permukaan yang tidak rata akan terabrasi hingga membuat objek lebih halus dan rata.

Sebagai catatan, karena senyawa kimia yang digunakan cukup berbahaya, maka hanya tenaga profesional yang boleh melakukan prosedur ini.

5. Laser Polishing

Perataan dengan sinar laser juga menjadi metode yang patut Anda coba. Berbeda dengan metode lain yang meratakan permukaan, teknik pemolesan laser melelehkan lapisan-lapisan tersebut, kemudian memadatkannya untuk mengisi ruang-ruang yang kosong. Tahapannya sebagai berikut:

  • Petugas harus menggunakan perangkat keselamatan seperti lapisan pelindung tubuh, kacamata, dan sarung tangan untuk menghindari sinar laser terpapar langsung pada kulit dan bagian tubuh lainnya.
  • Siapkan objek dan perangkat laser untuk pemolesan.
  • Arahkan permukaan objek yang ingin dihaluskan ke pusat titik laser.
  • Sinari sekitar 1 menit, maka lapisan akan meleleh, kemudian mengisi rongga-rongga yang kosong – sedangkan bagian permukaannya menjadi halus.

Metode ini cocok untuk diaplikasikan pada material-material yang kokoh seperti logam. Selain menghaluskan permukaan, juga bermanfaat sebagai metode sterilisasi untuk prototipe atau model cetak industri kesehatan. Objek juga menjadi lebih mengkilap setelah terkena paparan laser.

Namun, Anda tidak perlu khawatir harus menghaluskan hasil 3D printing jika melakukan pemesanan objek cetak 3D di FOMU menyediakan layanan jasa 3D printing karena mulai dari proses pencetakan hingga penghalusan merupakan tugas tim produksi. Cukup melakukan pemesanan objek berupa prototipe, alat peraga, dan lainnya, maka pengerjaan akan langsung dimulai. Pesan sekarang dan buktikan kualitasnya!

Leave a comment