Merasa asing dengan selective laser sintering 3D printer? Salah satu alat dan teknik pencetakan berbasis tiga dimensi (3D) ini merupakan ilmu dasar yang wajib diketahui dan dipraktekkan dalam industri tersebut. Seperti apa deskripsi lengkapnya? Apa saja kelebihan dan kekurangan yang dimiliki berikut detail lainnya?

Apa yang Dimaksud dengan Selective Laser Sintering? 

Selective laser sintering (SLS) merupakan teknik pencetakan 3D yang paling mutakhir dan berbeda dari metode-metode lain yang telah ditemukan sebelumnya. SLS menggunakan perangkat dengan sinar laser berdaya tinggi untuk membentuk partikel bubuk menjadi benda padat sesuai cetakan digital (CAD) yang telah terprogram.

Sedangkan, teknik cetak 3D yang lain umumnya menggunakan material leleh dan temperatur panas untuk membantu membentuk lapis demi lapis objek cetak. Banyak pelaku industri pada akhirnya mengaplikasikan teknik sls 3D printing sebagai alternatif metode percetakan prototipe maupun model barang.

Baca juga: 3D Prototyping: Kenapa Diperlukan Sebelum Pencetakan?

Keunggulan dan Kekurangan SLS dalam Pencetakan 3D

Setiap teknik cetak 3D pasti memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Begitu pula dengan sls 3D printing. Berikut adalah ulasan lengkap tentang kelebihan dan kelemahan dari pemilihan SLS sebagai metode pencetakan dengan konsep tiga dimensi:

1. Keunggulan Selective Laser Sintering 3D

Dari segi kelebihan selective laser sintering 3D printer menawarkan poin-poin berikut:

  • Teknik SLS memungkinkan Anda untuk melakukan pencetakan volume besar dalam waktu yang cepat. Hal ini karena mesin cetak SLS memungkinkan penumpukan model yang mustahil dilakukan oleh mesin dan teknik pencetakan 3D yang lain.
  • Kecepatannya dalam memproduksi dalam jumlah besar menghasilkan penghematan dari segi biaya produksi serta efisiensi waktu.
  • Keakuratan dari laser memungkinkan hasil cetakan memiliki fleksibilitas dan presisi yang tinggi.
  • Kualitas material dari hasil cetak 3D dan durabilitasnya menciptakan prototipe dengan hasil cetak SLS paling cocok untuk sektor industri.
  • Hasil cetak 3D memakai teknik SLS memiliki kompatibilitas terbaik untuk proses lebih lanjut, terutama pewarnaan atau pengecatan.

2. Kekurangan Selective Laser Sintering 3D

Meskipun mempunyai keunggulan yang cukup banyak, bukan berarti SLS 3D printer tidak memiliki kekurangan. Adapun beberapa kelemahannya antara lain:

  • Material yang sesuai untuk teknik dan mesin cetak SLS masih terbatas bila dibandingkan dengan yang lainnya. Hal ini tidak terlepas dari masih berlangsungnya pengembangan selective laser sintering itu sendiri.
  • Hasil cetak dengan 3D SLS mempunyai kelemahan di bagian permukaan karena terasa kasar dan berpori-pori. Namun, hal ini dapat diatasi dengan tindakan pasca-pemrosesan menggunakan teknik penghalusan memakai uap.
  • Tingkat penyusutannya tinggi karena material pencetakan menggunakan bubuk di mana akurasinya mengalami penurunan ketika hasil cetak sudah dingin. Terjadi penyusutan dengan volume 3 – 4% serta kemungkinan terjadi pembengkokan atau distorsi di bagian ujung.
  • Teknik SLS menghasilkan limbah atau polusi udara lebih tinggi dibandingkan teknik cetak 3D yang lainnya. Hal ini diakibatkan oleh proses pemanasan bubuk terlebih dulu sebelum dilakukan penyinaran memakai laser.

Proses Pencetakan SLS

Supaya Anda lebih dapat memahami penjabaran tentang kelebihan dan kekurangan dari selective laser sintering 3D printer di atas, maka Anda perlu mengetahui proses pencetakan dengan teknik tersebut. Berikut adalah rangkuman singkat langkah-langkahnya:

  • Model Computer Aided Design (CAD) alias desain cetakan dipersiapkan, kemudian ditransfer ke mesin printer khusus SLS.
  • Persiapan alat-alat, seperti penampang bubuk material, fail CAD dipastikan tidak mengalami kecatatan, serta kalibrasi cermin yang mengarah ke sinar laser mesin.
  • Bila sudah siap semua, maka bubuk harus dipanaskan terlebih dahulu supaya proses cetak menggunakan laser nantinya lebih cepat.
  • Ketika bubuk sudah panas, atur ketebalan lapisan cetakan laser pada 0,05 – 0,15 mm.
  • Pemindaian lapisan dimulai untuk membentuk model sesuai dengan desain CAD yang telah ditentukan.
  • Setelah model tercetak sempurna, tunggu beberapa saat hingga dingin, kemudian poles untuk menghilangkan sisa-sisa bubuk yang masih menempel.
  • Anda juga bisa menambahkan post-processing lain dengan melakukan pengecatan atau tindakan lainnya.

Baca juga: 4 Cara Menghaluskan Hasil 3D Printing yang Kasar

Bahan yang Digunakan dalam SLS

Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa material untuk cetak 3D dengan teknik SLS masih terbatas, maka berikut adalah rekomendasi bahan yang kompatibel untuk proses cetak tersebut:

1. Polyamide (PA)

Bahan pertama adalah polyamide (PA) yang merupakan serat sintetis dengan kekuatan dan daya tahan yang tinggi. Industri yang paling banyak menggunakan turunan plastik ini adalah industri otomatif berkat durabilitasnya yang tidak tertandingi oleh material lain. PA mendominasi sebesar 35% penggunaan plastik di sektor tersebut.

Industri otomotif merupakan sektor yang riskan karena terhubung dengan banyak senyawa kimia dan kelistrikan. Sebab itu membutuhkan suku cadang berbahan polyamide untuk meminimalisir kemungkinan insiden maupun dampak fatal jika terjadi kesalahan teknis.

2. Polypropilene (PP)

Material untuk selective laser sintering 3D printer berikutnya adalah polypropilene (PP). Bahan ini merupakan kombinasi monomer propilena dengan karakteristik elastis, durabilitas tinggi, tidak menghantar listrik sehingga anti insiden kesetrum, dan tidak mudah rembes. 

PP menjadi material cetak 3D SLS karena mudah leleh dalam temperatur tinggi namun juga gampang kembali memadat dalam suhu ruang. Industri pengemasan, listrik, peralatan rumah tangga, konstruksi, dan otomatif menggunakan hasil cetakan 3D dengan teknik SLS untuk kebutuhan mereka.

3. Polycarbonate (PC)

Bahan baku terakhir yang cocok untuk dicetak menggunakan teknik SLS adalah polycarbonate (PC). Keunggulan utama dari bahan yang satu ini adalah ketahanan terhadap senyawa kimia. Industri kesehatan banyak menggunakan hasil cetak model SLS dengan material polikarbonat ini supaya menghindari kontaminasi dan kerusakan.

Selain itu, bahan yang satu ini juga terkenal dengan elastisitas, fleksibilitas, dan kekuatannya. Setelah industri kesehatan, bidang otomotif dan elektronik juga banyak menggunakan filamen polikarbonat untuk kebutuhan pembuatan prototipe atau model cetak untuk kebutuhan bisnis mereka.

Baca juga: Bahan Print 3D: Kegunaan, Kelebihan & Kekurangannya

Hasil Pengaplikasian SLS 3D Printer

Lantas, apa saja hasil pengaplikasian dari sederet material tersebut melalui teknik dan mesin SLS 3D? Banyak sekali objek yang dibuat dengan bahan-bahan di atas menggunakan metode SLS, yaitu:

  • Industri Manufaktur : prototipe cepat dan produk fungsional.
  • Industri Penerbangan dan Otomotif : suku cadang ringan yang tahan benturan dan dekoratif, pembuatan saluran udara, dan komponen tahan api.
  • Industri Kesehatan: model prostetik dan ortodontik custom sesuai kondisi pasien.

Baca juga: Hasil 3D Printer, 9 Produk Ini Ternyata Sering Ditemui!

Sebagai suatu teknis yang baru muncul dan terus dikembangkan, selective laser sintering 3D printer, masih menyimpan kemungkinan inovasi-inovasi menakjubkan di masa mendatang. Terlebih dengan keunggulannya yang menawarkan proses percetakan massal dengan tempo singkat dan efisiensi waktu dan tenaga.

Bila Anda memerlukan cetak tiga dimensi untuk prototipe, model, maupun objek lain, Anda bisa mempercayakan tugas tersebut pada jasa 3d printing dari Fomu. Anda bebas memilih material yang digunakan hingga mesin dan teknik percetakannya, termasuk SLS 3D. Diskusikan kebutuhan cetak 3D Anda sekarang juga!

Baca juga: SLA 3D Printer: Definisi, Kegunaan dan Cara Kerjanya

Leave a comment