Memiliki printer 3D sendiri di rumah tentu akan memudahkan pekerjaan Anda. Namun, di sisi lain perawatan mesin cetak ini juga perlu dilakukan dengan cermat. Khususnya pada bagian print headnya.
Lalu sebenarnya print head 3D printing bisa bertahan berapa lama saat digunakan? Mari kita bahas tuntas dalam artikel ini!
Print Head 3D Printing Bisa Bertahan Berapa Lama?
Bagi Anda yang sering menggunakan printer 3D, pasti pernah bertanya: print head 3D printing bisa bertahan berapa lama? Umumnya, print head memiliki masa pakai antara 1 hingga 3 bulan, tergantung pada intensitas pemakaian, kualitas material, dan perawatan yang dilakukan.
Print head adalah bagian penting dalam printer 3D yang bertugas untuk melelehkan dan mengekstrusi filament ke permukaan cetak. Karena bekerja pada suhu tinggi dan tekanan konstan, komponen ini rentan mengalami keausan seiring waktu. Jika printer digunakan setiap hari, terutama untuk proyek berukuran besar atau menggunakan bahan abrasif seperti carbon fiber atau glow filament, masa pakainya bisa lebih pendek.
Sebaliknya, pada penggunaan ringan atau dengan bahan standar seperti PLA dan PETG, print head bisa bertahan lebih lama. Jadi, ketika Anda bertanya print head 3D printing bisa bertahan berapa lama, jawabannya sangat bergantung pada bagaimana printer digunakan dan dirawat.
Cara Perawatan Print Head 3D Printing Agar Bertahan Lebih Lama
Agar print head tidak cepat rusak dan performanya tetap optimal, ada beberapa langkah perawatan yang bisa Anda lakukan secara rutin yakni:
1. Ganti Nozzle Secara Berkala
Nozzle adalah bagian ujung dari print head yang langsung berhubungan dengan material cetak. Sama seperti print head, nozzle juga memiliki umur pakai. Jika hasil cetakan mulai tampak kasar, aliran filament tidak stabil, atau garis layer terlihat tidak rapi, itu tanda bahwa nozzle sudah aus dan perlu diganti. Berikut panduannya!
- Nozzle kuningan biasanya bertahan sekitar 3–6 bulan tergantung intensitas pemakaian
- Nozzle hardened steel memiliki ketahanan lebih baik dan dapat bertahan hingga lebih dari 1 tahun.
Dengan mengganti nozzle secara rutin, Anda bisa memperpanjang umur print head secara keseluruhan.
2. Gunakan Pelumas pada Bagian yang Bergerak
Meski tidak langsung menyentuh print head, kelancaran pergerakan sumbu X dan Y berpengaruh besar terhadap keausan nozzle. Gesekan yang terlalu tinggi bisa menyebabkan tekanan berlebih pada print head.
Gunakan pelumas ringan seperti PTFE oil atau grease khusus printer 3D untuk menjaga pergerakan tetap halus. Namun, pastikan tidak menggunakan pelumas berlebihan agar tidak menetes ke area print head dan mengganggu hasil cetak.
3. Cek Leveling dan Jarak Nozzle Secara Berkala
Jarak antara nozzle dan bed printer sangat penting. Jika terlalu dekat, ujung nozzle bisa cepat aus atau tersumbat karena tekanan berlebih saat proses pencetakan.
Untuk memastikan jarak yang ideal, Anda dapat menggunakan selembar kertas HVS dan letakkan di antara nozzle dan bed. Gerakkan nozzle hingga terasa sedikit gesekan. Jika nozzle menunjukkan jarak sekitar 0,1–0,2 mm, ini merupakan yang dianggap paling optimal untuk pencetakan rapi dan aman.
Jadi, print head 3D printing bisa bertahan berapa lama tergantung pada faktor pemakaian, bahan yang digunakan, serta seberapa rutin Anda melakukan perawatan. Dengan mengganti nozzle secara berkala, melumasi bagian yang bergerak, dan menjaga jarak nozzle tetap ideal, Anda bisa memperpanjang usia print head hingga jauh melampaui perkiraan standar.
Namun, print head 3D printing bisa bertahan berapa lama juga bergantung pada seberapa teliti Anda memperhatikan kondisi printer setiap kali digunakan.
Jika tidak mau repot merawat printer sendiri, bisa pakai jasa 3D printing dari FOMU.co.id: hasil rapi, presisi tinggi, dan dikerjakan oleh tim profesional. Cek layanan kami di sini!