Banyak orang yang ingin membeli mesin 3D printer sering khawatir soal konsumsi listriknya. Wajar, karena proses printing bisa berlangsung selama beberapa jam, bahkan hingga seharian penuh.
Pertanyaan seperti “Apakah 3D printer boros listrik?” pun menjadi hal pertama yang muncul saat mempertimbangkan pembelian printer 3D untuk kebutuhan rumah maupun bisnis kecil. Untuk menjawabnya secara tepat, mari kita bahas bagaimana konsumsi listriknya bekerja dan apa saja faktor yang memengaruhi besar kecilnya penggunaan daya.
Apakah 3D Printer Boros Listrik?
Secara umum, jawabannya adalah tidak. Daya yang digunakan mesin 3D printer tergolong rendah jika dibandingkan dengan alat rumah tangga lain seperti oven, AC, atau hair dryer. Mayoritas printer hanya membutuhkan kisaran 50–300 watt, bergantung pada modelnya. Untuk memperjelas, berikut jenis printer dan gambaran konsumsi listriknya:
- FDM (Fused Deposition Modeling). Ini adalah jenis yang paling umum dan paling hemat listrik. Konsumsi dayanya berkisar 60–250 watt karena hanya memanaskan nozzle dan heated bed
- SLA / Resin Printer. Biasanya SLA sedikit lebih boros karena menggunakan lampu UV sebagai sumber curing, namun umumnya tetap berada di rentang 80–250 watt
- Industrial 3D Printer. Mesin cetak ini memiliki kapasitas besar, volume cetak luas, serta komponen berdaya tinggi membuat jenis ini bisa menghabiskan 300 watt ke atas. Namun ini jarang digunakan untuk keperluan rumahan.
Jadi, ketika seseorang bertanya kembali Apakah 3D printer boros listrik, jawabannya lebih dekat ke “tidak”, selama printer digunakan dengan pengaturan yang efisien.
Tips Menghemat Listrik Saat Menggunakan 3D Printer
Meski tidak boros, penggunaan listrik tetap bisa ditekan lebih jauh melalui beberapa langkah sederhana. Simak tipsnya berikut ini!
Ganti Nozzle ke Ukuran Lebih Besar untuk Model Kasar
Jika Anda sering mencetak prototipe, gunakan nozzle 0.6 mm atau 0.8 mm. Cetakan selesai lebih cepat sehingga elemen pemanas bekerja lebih singkat dan hemat listrik.
1. Gunakan “Draft Shield” untuk Menstabilkan Suhu
Fitur ini membantu menjaga aliran udara di sekitar model sehingga pemanas tidak bekerja keras mengimbangi perubahan suhu.
2. Ganti Thermal Pad atau Insulasi Heated Bed
Heated bed adalah salah satu komponen paling boros daya. Dengan menambah insulasi seperti gabus silikon 3–5 mm, panas tidak mudah hilang dan konsumsi listrik berkurang signifikan.
3. Optimalkan Fan Cooling
Pastikan kipas berjalan sesuai kebutuhan. Jika terlalu tinggi, kipas akan memaksa nozzle bekerja lebih panas untuk menjaga suhu, yang otomatis meningkatkan penggunaan listrik.
4. Gunakan Filament yang Mudah Dicetak
Filament seperti PLA, PETG, dan ABS termasuk mudah dicetak karena tidak memerlukan suhu sangat tinggi dan stabilitas nozzle lebih terjaga. Semakin mudah dicetak, semakin sedikit energi yang terbuang selama proses printing.
Dengan langkah-langkah tersebut, pemakaian listrik printer akan lebih efisien dan Anda tidak perlu lagi bertanya Apakah 3D printer boros listrik setiap kali ingin mencetak model baru.
Jadi, Apakah 3D printer boros listrik? Tidak. Kunci utamanya adalah mengetahui jenis printer yang digunakan serta menerapkan pengaturan yang hemat energi.
Jika Anda ingin mencetak objek 3D tetapi belum memiliki printer sendiri, Anda bisa menggunakan layanan profesional dari FOMU. Hasil rapi, cepat, dan cocok untuk berbagai kebutuhan desain, prototipe, maupun figur custom. Hubungi kami sekarang juga!

